Review Film Love For Sale 2 (2019), Babak Baru Kisah Hidup Arini
Simak review film komedi romantis Indonesia terbaru, Love For Sale 2!
Review Film Love For Sale 2 – Love Inc. kembali memakan korban, dan juga kembali melibatkan sang super agen, Arini. Bab baru dalam petualangannya kali ini terasa lebih tebal dan tak lagi diisi oleh romantisisme dengan lawan jenis yang haus belaian.
Para pemeran juga mampu mencerminkan sebuah keluarga dengan persoalan-persoalan yang relevan dalam kehidupan.
Review Film Love For Sale 2 |
Kehangatan sebuah keluarga yang banyak dirundung masalah, ternyata mengusik idealisme Arini dalam memandang pekerjaan dan hidupnya.
Kisah yang mengedepankan pengembangan sosok Arini ini dibawakan oleh Andibachtiar dengan eksplisit, alih-alih implisit seperti karya sebelumnya.
Membuat penceritaan terasa lebih cair dan menyenangkan karena banyak mewakili kehidupan nyata. Lewat keluarga Ican, Andibachtiar menawarkan banyak perasaan yang menarik untuk mewarnai Love for Sale 2.
Review dan sinopsis Love For Sale 2 (2019) |
Jika sebelumnya Arini berhasil menjadi gadis idaman para bujangan, maka kali ini ia berhasil pula menjadi sosok menantu idaman.
Tak ada keraguan akan hal itu. Justru saya sangat menyayangkan kehadiran Ican sebagai lawan main Arini yang nampak tak matang, mulai dari chemistry hingga romantika di antara keduanya.
Ican terlalu asik sendiri, mungkin karena terlalu meresapi lamanya bergulat dengan kesendirian. Justru ikatan ibu-anak antara Rosmaida dengan anak-anak dan juga Arini yang lebih menarik untuk diperhatikan.
Baca juga: 20 Film Terbaik Hollywood Tahun 2019
Porsi pengembangan karakter Arini juga sebenarnya bisa lebih besar lagi, dari pada menyiratkannya dalam waktu yang sangat singkat.
Meski begitu, Love for Sale 2 memang meninggalkan banyak potensi menarik untuk didiskusikan bersama-sama. Bahkan kisah sederhananya tak hanya menyimpan begitu banyak arti, tetapi juga mengajak kita memaknai cara dan proses berkeluarga.
SINOPSIS
Ketika memesan calon mantu untuk ibu semudah memesan nasi padang di aplikasi online. Indra Tauhid alias Ican selalu dihadapkan dengan pertanyaan "kapan menikah" oleh ibunya, Rosmaida.Hingga akhirnya Ican memesan perempuan sebagai calon menantu palsu. Arini Chaniago datang dengan sekelumit permasalahan di keluarga Ican.
CERITA
Jangan berharap bahwa 'Love For Sale 2' memiliki romansa dan adegan romantis yang banyak, karena di film ini kita lebih disajikan drama keluarga yang menyentuh dan menghangatkan hati.Awalnya, pengenalan keluarga Ican memang cukup panjang, namun banyak menyadarkan penonton tentang cinta dan kematian. Lalu, datanglah Arini sebagai penghias keluarga Ican.
Review kelebihan dan kekurangan film Love For Sale 2 |
Mulai dari sini juga, masalah keluarga Ican memuncak. Dari Ican yang tak kunjung nikah juga, keluarga Buncun yang terpisah dan membawa banyak masalah, dan keluarga Ndoy yang selalu kurang dihargai sang ibu negara, Rosmaida.
Pembawaan konflik yang cukup emosional dan menjiwai tiap adegannya, membuat penonton pun terhanyut dalam drama keluarga Ican. Arini tak terlalu berperan lebih banyak, namun tetap mendampingi keluarga Ican dalam suka-duka keluarganya.
Berkonklusi sama dengan sebelumnya, dengan alasan yang lebih sadar, akhir film ini memang sama menyeramkannya. Tak lama dari situ, post credit scene mengakhirinya dengan jelas dan manis sekali.
AKTING DAN PERFORMA
Ensemble cast dalam film ini memang begitu apik. Dari Adipati Dolken menjadi Ican yang kadang canggung dan kaku, namun performanya tak pernah surut. Della Dartyan kembali menjadi Arini yang lebih luwes, namun terlalu baku dalam dialognya.Review Film Love For Sale 2 terbaru |
Penampilan cantiknya tak pernah hilang dan selalu bersinar serta mencuri perhatian penonton. Fokus film ini adalah Ratna Riantiarno yang menjadi Ibu Rosmaida. Ibu Ros adalah cerminan ibu-ibu dari para anak-anaknya yang selalu ingin menimang cucu dan melihat anaknya memiliki pasangan yang harus cocok dengan kepribadian keluarganya.
Tokohnya sangat menarik perhatian, selalu emosional dan pas dalam memerankan drama atau komedi. Sungguh memotivasi dengan kata-katanya dan menyihir penonton dengan performanya.
Pemeran pendukung lainnya memang begitu menawan dalam berakting dan sangat piawai dalam menghibur penonton.
Baca juga: Review Film Munich (2006)
Mulai dari Ariyo Wahab dan Putri Ayudya menjadi cerminan pasangan yang harmonis, namun kadang dicuekkan oleh mertuanya.
Keluarga yang sederhana dan paling dekat. Pasangan Bastian Steel-Taskya Namya mungkin jarang untuk disorot, namun sekali ditampilkan menjadi cerminan keluarga yang hancur dan paling emosional dalam film ini. Yayu Unru dan trio Sikumbang Tailor adalah sumber komedi yang tak ada henti-hentinya menggelitik dengan jokes-nya yang sederhana.
TEKNIS PENDUKUNG
Penyutradaraan dari Andibachtiar Yusuf sangatlah ciamik dan sinematografinya dalam ruang sempit Jakarta pun terjalin dengan cukup baik. Terealisasi begitu nyata dan dekat dengan kehidupan kita.Unsur neon begitu lebih banyak dan menawan disini. Teknikalnya memang begitu berkembang, apalagi hal yang paling diapresiasi adalah tata suaranya yang indah.
Diberkati oleh soundtrack dan scoring yang enak didengar dan sangat berbau indie, setiap adegan drama atau komedi cukup manis dan menghibur. Tak ada yang membosankan karena teknikalnya. Good job, tim produksinya!
Demikian review film Love For Sale 2 (2019). Apakah kamu sudah nonton film Love For Sale 2? Bagikan review dan rating kamu di komen bawah yaa! Sekuel dari Love for Sale ini masih tayang di bioskop Indonesia kesayanganmu lo!
Post a Comment for "Review Film Love For Sale 2 (2019), Babak Baru Kisah Hidup Arini"